Kesehatan Pranikah atau Pre Marital Screening Checkup sangat penting sebelum mengambil keputusan untuk hidup bersama, supaya tidak ada penyesalan kedepannya.
Kesehatan Pranikah sebaiknya lebih luas meliputi kesehatan Fisik, Mental, dan Sosial dari masing – masing pasangan. Karena kesehatan saat ini tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik namun juga kesehatan mental dan sosial.
Dari sudut pandang syarat hukum pernikahan UU No 1 Tahun 1974Ā mensyaratkan dua halĀ (1) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
Baca : UU PerkawinanĀ https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/4050/uu0011974.htm
Dan faktanya pernikahan yang sah secara hukum dan agama masih mencatat angka perceraian juga cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 angka perceraian meningkat. Hal ini akan memberikan dampak yang kurang baik kepada perkembangan generasi muda yang akan semakin apatis terhadap pernikahan.
Dari sudut pandang kesehatan pranikah kita bisa melihat beberapa hal yang bisa menjadi beberapa faktor penyebab perceraian dan ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga.Ā Dari awal ada beberapa yang mengabaikan kesehatan pranikah dalam memutuskan pernikahan karena hanya atas dasar perasaan cinta dan juga kewajiban pada keluarga.
Membentuk sebuah keluarga yang hanya berlandaskan cinta sangat rapuh apabila perasaan cinta tersebut akhirnya hilang. Bagi usia siap menikah sebelum memilih pasangan atau memutuskan untuk menikah selain pertimbangan cinta, keluarga, agama, atau faktor lain sebaiknya mempertimbangkan kesehatan sebagai salah satu pertimbangan. Bukan semata untuk mengetahui tentang kesehatan namun juga untuk mengetahui bagaimana pasangan saling memahamiĀ satu dengan lainya.
Dengan mengetahui kondisi kesehatan dari masing-masing akan meminimalkan permasalahan yang menimbulkan konflik bahkan sampai menjadi pemicu perpisahan. Tujuan dari pemeriksaan tersebut untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya kondisi kesehatan kepada masing-masing pasangan.
Pemeriksaan sebaiknya tidak hanya pemeriksaan kesehatan fisik, namun sebaiknya meliputi pemeriksaan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga.
Baca :Ā https://jatim.inews.id/berita/daerah-dengan-angka-perceraian-tertinggi-di-indonesia/2
Berikut beberapa pemeriksaan yang sebaiknya untuk dilakukan :
1. Pemeriksaan Kesehatan Fisik Pasangan
- Ā Ā Pemeriksaan fisik lengkap pasangan, atau meliputiĀ pemeriksaan fisik secara lengkap (General Check Up)
Pemeriksaan fisik lengkap umumnya dicek melalui pemeriksaan darah yang terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan urin, pemeriksaan feses. Semua pemeriksaan tersebut untuk mengetahui apakah pasangan memiliki hambatan untuk memberikan keturunan, untuk mengetahui apakah pasangan memiliki penyakit menular, atau penyakit bawaaan yang akan diturunkan kepada anaknya nantinya seperti diabetes, hepatitis, atau kanker.
- Pemeriksaan penyakit menular
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan terhadap penyakit menular, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan penyakitĀ menular seksual lainnya. Dengan melakukan pemeriksaan penyakit menular tersebut akan meminimalkan penularan dan bahaya.
- Ā Pemeriksaan penyakit hereditas
Penyakit hereditas adalah penyakit yang dari kedua orang tua, misalnya gangguan kelainan darah yang membuat penderitanya tidak bisa memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal.
- Pemeriksaan Organ reproduksi
Pemerikaan ini berkaitan dengan kesuburan serta organ reproduksi untuk pria maupun wanita yang bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan organ reproduksi diri sendiri dan pasangan.
- Pemeriksaan alergi
Pemeriksaan alergi sangatlah penting karena alergi akan menimbulkan masalah pada hubungan apabila tidak terbuka dengan kondisi tersebut dengan pasangan.
2. Pemeriksaan Kesehatan Mental Pasangan
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, karena kesehatan mental sangat besar pengaruhnya terhadap bagaimana pasangan akan berinteraki dan bersikap kepada pasangannya apakah ada indikasi kelainan mental dan emosionalnya yang akan membahayakan pasangan.
Pemeriksaan mental adalah chek kesehatan klinis yang menggambarkan tentang keseluruhan pengamatan dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara, yang meliputi penampilan, pembicaraan, tindakan, persepsi dan pikiran selama wawancara.
Tujuan dari pemeriksaan mental ini diharapkan akan meminimalkan adanya tindakan kekerasan secara psikologis terhadap pasangan akibat adanya penyimpangan perilaku dari pasangan. Pemeriksaan ini bisa dengan melibatkan ahlis psikologis dan terapis yang akan bisa membantu dalam mengenali pasangan.
Ā 3. Pemeriksaan Kesehatan Sosial Pasangan
Kesehatan sosial berhubungan dengan kondisi dan kemampuan seseorang merespon pihak lain dan berinteraksi dalam masyarakat. Kemampuan seseorang bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainya yang itu akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dalam keluarga, terutama yang memiliki keluarga besar.
Kesehatan sosial juga akan berhubungan bagaimana masing-masing pasangan akan mampu beradaptasi dengan kehidupan sosial masing-masing. Sebagai contoh dengan sauadara, sahabat, teman, dan kolega dari pasangan masing-masing.Ā Apabila pasangan tidak bisa menerima kondisi hubungan sosial pasangan maka akan menimbulkan masalah dalam keluarga. Pemeriksaan kesehatan ini penting untuk meminimalkan terjadinya konflik-konflik yang terjadi dengan pihak lain dari pasangan.
Pemeriksaan ini bisa dengan melakukan proses wawancara dengan orang – orang yang berhubungan dengan pasangan seperti teman dekat, teman kerja, bahkan mungkin orang yangĀ tidak menyukai pasangan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Selain itu juga bisa menggunakan assement personality dari ahli perilaku sosial.
Dengan melakukan pemeriksaan tiga kondisi kesehatan pranikah tersebut maka masing-masing pasangan bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya. Apabila masing-masing tetap akan memutuskan menikah dengan menerima kondisi yang sebenarnya itu adalah sebuah keputusan dan siap menerima resikonya.
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah akan memberi informasi yang akurat sebanyak-banyaknya untuk mengambil keputusan yang tepat. Apakah akan menerima pasangan dengan resiko apapun atau akan menolak untuk menghindari resiko. Semua keputusan tergantung pada pasangan yang akan menikah dan setiap keputusan mempunyai konsekuensi.
Baca :Ā https://apotekilhamfarma.com/artikel-kesehatan/