Epilepsi berasal dari kata “epilepsia” yang artinya gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan kejang yang terjadi secara berulang tanpa diketahui sebabnya dari aktivitas neuronal yang abnormal di otak
Berdasarkan penelitian dari WHO menyatakan bahwa sekitar 50 juta penduduk dunia menderita epilepsi, dan 90% terjadi pada negara berkembang dan berlum mendapatkan perawatan atau pengobatan yang mereka butuhkan. Pada hari Epilepsi sedunia 26 Maret ini mari kita tingkatkan kepedulian kita pada para penderita masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan diri dan keluarga dari cidera Otak.
Epilepsi oleh Hipocrates sebagai masalah yang berhubungan dengan kinerja sistem saraf pusat otak yang mengkoordinasikan semua pergerakan seperti, penglihatan, peraba, bergerak, dan berpikir. Pada saat sistem syaraf pusat mengalami gangguan maka koordinasi saraf otak tidak bisa mengirimkan sinyal ke sistem panca indera. Hal tersebut menyebabkan kehilangan kesadaran atau kejang mendadak, dan biasanya bisa terjadi berkali – kali. Untuk itu apabila menemukan gejala sering kejang dan tidak sadarkan diri perlu untuk segera memeriksakan diri untuk menghindari kerusakan otak lebih parah.
Baca : Epilepsi dan Budaya http://download.garuda.kemdikbud.go.id/
Epilepsi dapat terjadi dalam dua kondisi berdasarkan penyebabnya :
- Epilepsi Primer (Epilepsi Idiopatik) disebabkan oleh faktor genetik dan tidak diketahui penyebabnya apa
- Epilepsi Sekunder (Epilepsi Simtotik) disebabkan karena cidera berat pada kepala, tumor otak, dan stroke.
Berdasarkan gejala kejang yang terjadi pada penderita ada dua jenis yaitu :
1. Kejang Parsial
- Kejang parsial Simpel terjadi karena ada kerusakan pada sebagian Otak yang bisa menyebabkan kehilangan kesadaran. Gejalanya anggota tubuh menyentak, sensasi kesemutan, pusing, kilatan cahaya. Tubuh yang mengalami gangguan adalah bagia tubuh yang berhubungan dengan koordinasi dengan Otak yang terganggu. Misalnya Otak yang mengatur gerak tangan apabila terganggu maka bagian tangan akan mengalami kejang.
- Kejang Parsial Kompleks mempengaruhi kesadaran dan menyebabkan penderita terlihat bingung, setengah sadar dengan kondisi pandangan kosong, menggosok- gosokkan tangan, mengunyah dan menelan.
2. Kejang Umum
Kejang umum terjadi secara menyeluruh sekujur tubuh karena kerusakan seluruh bagian Otak, berikut gejalanya :
- Mata terbuka saat kejang
- Tubuh kaku selama beberapa detik
- Muncul gerakan pada lengan atau kaki atau tidak sama sekali
- Mengalami kejang atonik yang menyebabkan tubuh langsung rileks dan terjatuh.
- Mengalami kejang klonik yang menerang leher, wajah dan lengan
- Mengeluarkan suara berteriak-teriak saat kondisi kejang
- Mengompol tanpa terkendali
- Kesulitan bernapas untuk beberapa saat
- Badan terlihat pucat bisa sampai berwarna biru
- Tidak sadarkan diri
Epilepsi Pada Anak
Jenis Epilepsi yang sering terjadi pada anak-anak adalah epilepsy absence yang dapat mengganggu aktivitas anak, daya berpikir sehingga akan mengganggu perkembangan pendidikan anak. Berikut gejala dan tanda – tanda yang biasa terjadi pada Anak :
- Hilangnya kesadaran dalam beberapa detik
- Mengedip- ngedipkan mata
- Menggerak-gerakkan bibir
- Pandangan kosong
- Kejang dan tidak ingat apapun saat kejang terjadi
Untuk itu Orangtua perlu memberikan perhatian penuh pada anak – anak penderita epilepsi karena mereka masih sangat aktif. Sperti melakukan aktivitas seperti sekolah, olahraga, bermain yang itu cukup membahayakan.
Epilepsi sudah ada sejak jaman dahulu dan bagi penderita epilepsy jaman dahulu mendapatkan stigma yang kurang baik, sehingga pada jaman dahulu banyak pengobatan konvensional dilakukan untuk menyembuhanya.
Sebenarnya belum ada metode dan obat yang secara langsung menyembuhkan epilepsy, namun beberapa teknik untuk mengatasi kejang dan memerikan efek rileks pada penderita epilepsi telah di Kembangan sejak lama.
Berikut beberapa pengobatan yang dilakukan :
- Pengobatan Konvensional, pengobatan konvensional dengan cara memberikan pertolongan pertama pada penderita epilepsi untuk mencegah mengigit lidahnya atau terkena benda berbahaya. Setelah itu menenangkan dengan melonggarkan pakaian, menjauhkan benda berbahaya dari dekatnya, dan memberikan obat tradisional dari bahan herbal.
- Pengobatan dengan Akupuntur untuk mengurangi kejang serta mengontrol aktivitas otak yang abnormal yang menyebabkan kejang. Berdasarkan penelitian di Cina yang mengembangkan pengobatan epilepsi dengan perpaduan akupunktur dan pijat secara bersamaan memberikan hasil yang baik untuk membantu meringankan kondisi kejang penderita epilepsi.
- Pengobatan dengan Aromaterapi berdasarkan studi dari Jerman yang telah mengembangkan terapi Cranial-sacral dengan aromaterapi. Terapi Cranial-sacral membantu untuk mendapatkan cairan yang bergerak bebas pada sekitar otak yang bertujuan untuk melepaskan penyumbatan yang dapat menyebabkan kejang. Aromaterapi dengan menggunakan Jasmine membantu pasien menjadi rileks
- Pengobatan Modern dengan melakukan beberapa alat medis oleh dokter dengan melakukan beberapa tes kinerja otak dengan cara mengecek kondisi fisik seperti otot, kepekaan, kemampuan berpikir, cara jalan, dan keseimbangan tubuh. Setelah itu melakukan EEG atau elektroensefalogram untuk mengetahui masalah aktivitas listrik yang ada di otak serta Tes darah untuk mengetahui tanda infeksi dan masalah kesehatan lain. Setelah terdeteksi kondisi pasien maka akan mendapatkan pengobatan yang sesuai kondisi pasien.
Tindakan Pencegahan bahaya pada penderita Epilepsi
Penderita Epilepsi bisa mengalami kejang dan tidak sadarkan diri secara mendadak dan tiba – tiba terjatuh saat beraktivitas. Untuk menjaga keselamatan dan keamanan penderita maka perlu untuk menjauhkan dari kegiatan dan tempat berbahaya seperti renang, bermain api, dan bermain dengan alat berbahaya lainya. Selain itu juga pola makan dan hidup yang sehat untuk menjaga kesehatan Otak.
Baca : https://apotekilhamfarma.com/artikelkesehatan
Referensi :
- Jurnal Pengobatan pada Epilepsi https://repository.unair.ac.id