FOMO (Fear of Missing) adalah rasa takut “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Keinginan yang besar untuk tetap terus terhubung dengan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain melalui dunia maya.
FOMO perusakan rasa takut tertinggal yang mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain lebih hebat, lebih baik, atau lebih unggul dan memiliki kehidupan yang lebih baik, sehingga menimbulkan rasa minder atau tidak percaya diri.
Perkembangan teknologi saat ini membuat setiap orang bisa mengakses informasi seluas-luasnya baik informasi positif atau negatif. Bahakan ada beberapa aplikasi yang menyajikan beragam fasilitas untuk mengupload Vide/Foto, Instatory, Reels, Filter dan fasilitas lainnya yang membuat tampilan upload media sosial menjadi menarik perhatian dan membuat orang yang melihat semakin penasaran.
Berdasarkan penelitian Psychological Research and Intervention penyebab dari FOMO ada beberapa seperti :
- Rasa tidak percaya diri dan tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis
- Kurang memiliki kedekatan dengan orang lain
- Takut kehilangan momen yang muncul
- Merasa tidak nyaman dengan diri sendiri
- Terlalu banyak mengakses media sosial
- Kurang memiliki orang dekat untuk berbagi
- Tidak memiliki aktivitas yang bermanfaat
Sedangkan berdasarkan JWT Intellegence ada 6 faktor pendorong yang semakin memicu terjadinya FOMO :
- Keterbukaan informasi di media sosial dan kemajuan teknologi yang semakin mendukung setiap orang bisa dengan bebas mengaktualisasikan dirinya secara luas dan terbuka.
- Social one-upmanship atau rasa ingin melakukan seperti yang ingin dilakukan orang lain sebagai bentuk perhatian atau kepedulian terhadap sesuatu, atau karena ingin membuktikan bahwa bisa melakukan apa yang orang lain lakukan.
- Penyebaran informasi dengan menggunakan hashtag (#), hashtag sendiri adalah metadata yang di microblogging dan layanan berbagi foto seperti Twitter atau Tumblr sebagai bentuk penandaan buatan pengguna yang memungkinkan referensi silang konten berdasarkan topik atau tema.
- Adanya Live update yang membuat adanya interaksi semakin membuat seseorang mau belibatkan diri dan berinteraksi dengan orang lain pada media sosial.
- Kondisi deprivasi relative atau keadaan psikologis seorang merasakan ketidakpuasan atau kesenjangan atau kekurangan yang subyektif pada saat membandingkan keadaan diri dan kelompoknya dengan kelompok lain.
- Banyaknya stimulus untuk mengetahui informasi karena sifat dasar manusia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi membuat seseorang ingin tahu lebih detil, lengkap dan jelas, sehingga memicu seseorang semakin tidak mau tertinggal dengan informasi
Baca : https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/
Apabila kondisi FOMO pada seseorang terus berlangsung lama akan mengganggu kesehatan Jiwa dan berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik.
Berikut dampak dari FOMO terhadap kondisi mental dan kesehatan :
- Memiliki suasana hati yang buruk
- Memiliki perasaan cemas serta neuroticism
- Merasa tidak puas dengan kehidupan
- Merasa tidak aman dengan relasi sosial
- Memiliki rasa tidak puas dengan diri sendiri
- Memiliki rasa tidak percaya diri atau inscure
- Meningkatkan kecenderungan untuk mengonsumsi minuman beralkohol atau obat penenang
- Memiliki kecenderungan untuk terus-menerus membutuhkan persetujuan orang lain
- Memiliki pola istirahat yang kurang baik karena kurang tidur, terganggunya kesehatan mata karena memantau media sosial terus menerus
Untuk anak – anak yang aktivitasnya masih sangat penting mendapatkan perhatian, karena dampaknya lebih bahaya karena anak – anak belum paham dengan apa yang ada di media sosial.
Berikut 8 pertanyaan untuk mendiagnosis FOMO pada anak – anak :
- Apakah Anda merasa terlarut dalam penggunaan akses di Internet atau Media Sosial sehingga ingin tahu updatenya ?
- Apakah Anda merasa puas dengan Internet atau Media Sosial sehingga meningkatkan jumlah waktu Anda untuk online?
- Apakah Anda gagal untuk mengontrol, mengurangi atau berhenti menggunakan internet berulang kali?
- Apakah Anda merasa gugup, temperamental, tertekan atau sensitif ketika mencoba kurangi atau hentikan penggunaan internet?
- Apakah Anda online lebih lama dari yang direncanakan?
- Sudahkah Anda mengambil risiko kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan, kesempatan pendidikan atau karir karena Internet?
- Pernahkah Anda berbohong kepada anggota keluarga Anda, terapis atau orang lain untuk menyembunyikannya kebenaran keterlibatan Anda dengan Internet?
- Apakah Anda menggunakan Internet sebagai cara melarikan diri dari masalah atau menghilangkan suasana hati yang cemas, mis. Perasaan ketidakberdayaan, rasa bersalah, kecemasan atau depresi?
Apabila mendapati 8 jawaban pertanyaan tersebut menunjukkan jawaban Ya dan menunjukkan indikasi FOMO maka kita harus melakukan tindak pencegahan. Karena Anak pada masa perkembangan dan pertumbuhan perlu mendapatkan figur dan contoh yang baik supaya tidak terjadi FOMO.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi FOMO ada beberapa Strategy yang perlu dilakukan :
- Menyadari bahwa postingan kehidupan pribadi yang berlebihan seperti pamer kekayaan, pamer kemewahan merupakan manipulasi dan kebohongan dan tidak memiliki nilai edukasi apapun.
- Melawan FOMO dengan FOMO yang positif, artinya memblokir semua akses informasi negatif dan menggantinya hanya dengan akses informasi Positif. Banyak hal sederhana dalam kehidupan ini yang nyata dalam genggaman tangan seperti sinar matahari, semangkuk sup, secangkir teh yang ada di tangan kita sendiri.
- Berhenti untuk mengikuti dan membayangkan aktivitas dunia maya dengan kegiatan nyata seperti melakukan hobi, membaca buku, bersosialisasi nyata.
- Memanfaatkan waktu untuk hal positif seperti Olahraga, membaca buku, melakukan Hobi dan melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang-orang lain.
- Menghapus Notifikasi update dari semua Orang supaya tidak mengalihkan perhatian kehidupan nyata kita menjadi fokus ke update status kehidupan orang lain.
- Meninggalkan teman – teman yang Toxic untuk meminimalkan status-status yang mempengaruhi perasaan tidak baik, meskipun hal tersebut tidak berhubungan dengan kehidupan kita atau orang lain.
- Memperbanyak aktivitas di dunia nyata bersama keluarga dan orang-orang sekitar tanpa akses media sosial
- Hanya Follow teman dan akun yang Positif dan Fun yang akan membuat hidup kita lebih bersemangat dan bahagia
- Miliki kepercayaan pada diri sendiri karena setiap orang memiliki kehidupan yang tidak bisa di bandingkan
- Menjadikan Media Sosial untuk uji mental berani melihat kebahagiaan dan kesuksessan Orang lain.
FOMO bisa terjadi pada semua usia Anak, Remaja, Dewasa dan bahkan Orangtua. Untuk itu penting sekali saling mengingatkan terutama pada Anak – anak dan remaja yang masih rentan terhadap pengaruh dari luar.