Berdasarkan Global TB Report kasus Tuberkulosis (TB) masih terus meningkat dan Indonesia menempati urutan ke-2 Tertinggi di dunia yang memiliki beban besar menangani kasus tersebut.
Tuberkulosis di Indonesia berdasarkan Kemenkes estimasi 824 ribu pasien TB Baru 49% yang ditemukan dan diobati. Terdapat sebanyak hampir 500 ribuan sekitar 51% orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan. Selama ini tercatat angka keberhasilan pengobatan TB adalan 74% dari seluruh penderita TB yang telah di obati.
Tanggal 24 Maret merupakan peringatan Hari TB sedunia sebagai bentuk dukungan atas kampanye kepada masyarakat untuk waspada dan meningkatkan kesadaran terhadap bahaya TB terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi, serta memutus rantai epidemi TB Global.
Tuberkolosis merupakan penyakit menular yang karena terinfeksi oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis menyerang paru-paru dan dapat menyebar keseluruh tubuh. Infeksi TB berkembang pada saat bakteri mulai masuk melalui dropletuberculousis (percikan lender) yang tersebar ke udara. TB dapat berakibat fatal bagi setiap orang namun Sebagian besar kasusnya bisa di cegah dan obati.
Baca : Indonesia bebas Tuberkulosis https://books.google.co.id/
Dari fakta bahwa data penderita TB yang begitu besar dan masih banyak yang belum terdekteksi maka menjadi perhatian kita semua untuk waspada dan mengenali gejala TB dan segera memeriksakan ke dokter apabila mendapatkan gejala tersebut.
Berikut gejala TB yang harus menjadi perhatian setiap orang agar bisa melakukan deteksi lebih dini :
- TB Laten terdeteksi dengan tes darah atau uji tuberculin yang menunjukkan terinfeksi TB. Untuk TB Laten tidak memiliki gejala dan tidak ada kerusakan pada rongten paru.
- TB Aktif memiliki gejala batuk berdahak, kelelahan, demam, dingin, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan. Gejala akan terus memburuk hilang dan timbul apabila tidak dilakukan pengobatan.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan bekerjasama dengan semua pihak dan semua lapisan masyarakat berkomitmen untuk Eliminasi TB pada tahun 2030. Program ini membutuhkan perhatian dan dukungan dari semua pihak untuk berperan aktif dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk memeriksakan diri dan bagi penderita TB melakukan pengobatan.
Selama ini masyarakat masih memberikan stigma yang kurang baik terhadap penderita TB sehingga menyebabkan rasa takut dan tidak berani terbuka bagi penderita TB untuk menyatakan kondisinya, hal ini membuat penyebaran TB tidak dapat terdeteksi.
Hal yang perlu untuk di pahami oleh kita semua adalah :
- Penyakit TB penyakit menular dan bukan penyakit turunan, TB bisa terjadi kepada anggota keluarga karena proses interaksi dan penyebaran dalam rumah sehingga dalam satu keluarga bisa terkena TB semua, namun TB bukan penyakit genetik.
- TBC tidak hanya menginfeksi paru-paru, namun bisa menyebar keseluruh tubuh melalui peredaran darah. Jenis infeksi TB dapat menyerang bagian organ tubuh lain seperti TB tulang, kelenjar getah bening, dan usus. Bahkan pada kasus yang jarang terjadi, bakteri sis bisa menyerang jantung, sistem saraf, dan organ lainnya. sedangkan untuk jenis TB selain paru bersifat tidak menular.
- TB menular melalui droplet yang masuk kedalam tubuh untuk itu penting sekali menggunaker saat berintan maskeraksi dengan orang lain di tempat-tempat umum seperti Rumah Sakit, Stasiun, Terminal, kendaraan Umum, Mall, dan tempat umum lainya.
- Terinfeksi bakteri TB tidak langsung menjadi TBC karena pada saat masuk kedalam tubuh bakteri bersifat nonaktif, tidak menimbulkan gejala fisik dan tidak menular. Bakteri akan bersifat aktif ketika tingkat kekebalan tubuh seseorang rendah. Misalnya pada orang dengan tingkat kekebalan rendah penderita kanker, diabetes, ginjal, autoimun, dan penyakit lainya.
- Penyakit TB bisa sembuh apabila dapat sejak dini dengan menggunakan antibiotik yang sesuai serta perawatan yang intensif. Untuk pengobatan TB biasanya prosesnya harus kontinu dan tidak boleh terputus biasanya selama 6 – 9 bulan bulan. Pengobatan harus secara tuntas untuk mencegah munculnya Kembali penyakit tersebut.
Pendeteksian TB oleh Dokter biasanya melalui beberapa proses pemeriksaan :
- Tes Darah apak bakteri sudah menginfeksi
- Rongsen dada apakah ada tanda-tanda infeksi TB
- Pemeriksaan kelenjar limfa apakah ada pembengkakan
- Ada gejala batuk, demam, penurunan berat badan
Pengobatan TBÂ harus sesuai dengan pemeriksaan dan anjuran dokter
- Pengobatan Tuberkulosis tidak boleh putus biasanya berlangsung 6 – 9 bulan tergantung kondisinya. Apabila putus akan menyulitkan pengobatan dan membuat proses pengobatan menjadi lebih lama.
- Pengobatan biasanya terdiri dari dua tahap yaitu pengobatan intensif dan pengobatan lanjut. Untuk fase pengobatan intensif biasanya 2 -3 bulan, setelah itu fase pengobatan lanjutan.
- Untuk jenis obat – obatan TB biasanya memiliki beberpa efek samping yang tidak nyaman pada tubuh seperti tidak nafsu makan, nyeri sendi, air seni kemerahan, kesemutan, bercak merah, gangguan kesehatan, dan kehilangan keseimbangan. Efek samping ini yang menyebabkan biasanya penderita TB menghentikan obat sebelum waktunya. Untuk itu pastikan untuk sealalu berkonsultasi dengan dokter apapun kondisinya.
Penting sekali menjaga kesehatan pribadi dan keluarga kita dengan melakukan pemeriksaan dini kondisi kesehatan supaya tidak membayakan diri sendiri dan oranglain.
Referensi :
- Panduan khusus pengendalian Tuberkulosis
- Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis
- Informasi Kemenkes https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca