Perut Buncit pada pria dapat memicu gangguan penyakit diabetes, kanker usus, kanker pankreas, obesitas, asma, demensia, stroke, hingga kolesterol tinggi.
Salah satu hal yang menjadi keluhan para pria setelah menikah adalah perut yang semakin bertambah buncit dan cukup mengganggu aktivitas dan penampilan. Perut buncit sebagai tanda kemakmuran, namun setelah masyarakat sadar kesehatan perut buncit merupakan tanda adanya gangguan pada tubuh.
Berikut Penyebab terjadinya perut buncit setelah menikah :
1.Hormon Testoteron
Pada saat pria telah menikah maka aktivitas seksualitasnya sudah berbeda sehingga hal ini mempengaruhi pembentukan hormon, salah satunya adalah hormon testoteron yang menyebabkan penumpukan lemak pada bagian perut atau lemak visceral. Lemak pada perut yang menumpuk sedikit demi sedikit menyebabkan perut buncit.
2. Melambatnya Metabolisme karena Pertambahan Usia
Pertambahan usia juga berpengaruh terhadap kemampuan tubuh melakukan proses pengolahan makanan. Sistem pencernaan dan metabolisme tubuh mulai menurun sehingga menyebabkan proses penyerapan sari makanan tidak maksimal. Kondisi ini mulai terasa saat usia 40 tahun keatas, dan makanan yang tidak terserap dengan baik dan lemak tidak tersimpan dengan baik dalam sel – sel seluruh tubuh, sehingga menyebabkan lemak menumpuk di dalam perut.
3. Stress
Pada saat seseorang mengalami stress maka kadar hormon kortisol meningkat, dan hormon ini meningkatkan nafsu makan terutama untuk makanan tinggi kalori dan tinggi lemak. Faktor stress mampu menyebabkan berat badan naik sehingga menyebabkan penumpukkan lemak pada perut. Menurut studi penelitian bahwa hormon kortisol alias hormon stress bisa meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh dan melebarkan ukuran sel lemak. Beban kerja dan tanggung jawab yang berat pada pria dapat menyebabkan Stress.
4.Kurang Olahraga
Olahraga sangat bermanfaat bagi tubuh untuk membakar lemak dan mengubahnya menjadi otot, dan otot – otot tubuh yang sehat dan kuat akan membuat metabolime tubuh juga menjadi lebih baik. Dengan Olahraga dapat membuat Otot menjadi kuat dan masa Otot menjadi besar dan hal ini dapat mencegah penuaan dini.
5. Pola Makan Yang Tidak Teratur
Pola makan yang tidak teratur akan membuat pencernaan tidak berfungsi dengan baik, misalnya makan malam diatas jam 8 akan menyebabkan pencernaan bekerja tidak optimal dan pada malam hari. Hal ini bisa terjadi pada mereka yang bekerja jauh dan jam makan malam terlewatkan malam baru makan. Kebiasaan makan terlalu malam akan menyebabkan makanan di olah menjadi lemak dan menumpuk pada perut dan menyebabkan perut buncit
6. Kurang Tidur
Tidur yang disarankan adalah kurang lebih 7 smpai 8 jam sehari seperti rekomendasi dari National Sleep Foundation jam tidur terbaik untuk orang dewasa yaitu pukul 20.00 hingga 03.00. Di rentang waktu tersebut, tubuh akan melepaskan hormon melatonin dan beberapa organ tubuh dalam seperti hati pada jam 23.00 – 01.00 bekerja untuk mengeluarkan racun dalam tubuh. Saat seseorang kurang tidur tubuh akan mengalami penurunan hormon leptin dan memicu produksi hormon ghrelin yang membuat seseorang akan merasa cepat lapar dan ingin makan terus menerus. Hal inilah yang akhirnya akan menyebabkan penimbunan lemak pada perut.
7. Konsumsi Makanan dan Minuman tinggi Kalori
Makanan dan minuman tinggi kalori akan cepat menyebabkan terbentuknya lemak apalagi kalau aktivitas tidak seimbang dengan makanan yang di konsumsi. Makanan dan minuman tinggi kalori misalnya Nasi, Gandum, alcohol, minuman manis, dan lainya. Kandungan kalori dalam makanan akan meningkatkan glukosa dalam tubuh, dan glukosa yang menjadi timbunan lemak pada perut.
8. Postur tubuh yang buruk
Posisi tubuh sehari – hari akan membentuk postur tubuh dan postur tubuh akan mempengaruhi bagaimana tulang dan otot terbentuk. Misalnya orang yang sering bekerja duduk maka akan mudah mengalami perut buncit karena lemak pada bagian tubuh yang kurang aktivitas seperti perut, paha, dan bagain tubuh lain yang kurang gerak.
Perut buncit merupakan tanda adanya penimbunan lemak berlebih pada perut, akan beberapa penyakit seperti diabetes, kolesterol tinggi, darah tinggi, Ginjal, Jantung, Stroke, Demensia dan beberapa penyakit lain yang dapat mengurangi kemampuan tubuh melakukan aktivitas secara baik .
Baca : https://oarr.uitm.edu.my/id/eprint/14107/
Sebelum perut bertambah buncit maka dapat melakukan pencegahan untuk kesehatan jangka panjang diantaranya :
1. Olahraga untuk membakar Lemak dan membentuk Otot Perut,
Olahraga perut misalnya Sit Up, Jogging, Berenang, Yoga, Filates. Menurut studi dalam Journal of Nutrition asam amino mampu menurunkan berat badan. Asam amino banyak terkandung pada buah-buahan seperti semangka, sayuran, makanan laut, biji-bijian.
2. Banyak Minum Air
Setiap orang sebaiknya minum sehari minimal 2 liter, baik itu air hangat maupun air dingin. Air dingin memiliki manfaat membantu menurunkan suhu tubuh pada saat kondisi panas, menurunkan emosi atau stress. Sedangkan air hangat memiliki manfaat yang sangat besar terhadap pencernaan dan dapat membantu dalam memperlancar metabolisme dan memecahkan lemak dalam tubuh.
3. Mengunyah makanan pelan
Makanan yang kurang halus saat masuk lambung berdampak kurang baik bagi lambung sehingga menyebabkan pada proses selanjutnya sampai ke usus juga sari makanan tidak terserap dengan baik.
4. Mengganti minuman bersoda/berakohol dengan Minuman Rempah
Minuman dari bahan rempah-rempah dapat membantu untuk meningkatkan metabolisme tubuh seperti kunyit, Jeruk Nipis, Kayu Manis, Jahe. Kurkumin yang terkandung dalam beberapa bahan rempah seperti kunyit bermanfaat dalam menekan pertumbuhan jaringan lemak serta mengatur kadar gula. Selanjutnya mencegah resistensi insulin sehingga kelebihan lemak kemudian tidak disimpan di dalam tubuh.
5. Diet Sehat atau Melakukan Puasa
Diet yang sehat sebaiknya dengan petunjuk ahli gizi atau dokter untuk menghindari efek samping. Atau dengan puasa untuk membakar lemak pada tubuh, terutama bagian lemak perut. Puasa yang dapat dengan cepat menurunkan berat badan bisa deengan puasa 16 jam sehari. Apabila tidak kuat dengan puasa penuh maka bisa dengan puasa makan namun masih minum sehingga tubuh tidak dehidrasi.
6. Menggunakan Madu Sebagai pengganti pemanis dalam minuman,
Madu bisa menjadi sumber energi selain makanan dan memberikan rasa manis yang menyegarkan karena dalam 100 gram madu mengandung kurang lebih : Protein 0,3 gr, Karbohidrat 79,5 g, Serat 0,2 g , Fosfor 16 miligram (mg), Natrium 6 mg, Kalium 26,9 mg, Kalsium 5 mg, Besi 0,9 mg, Tembaga 0,04 mg, Seng 0,2 mg, Vitamin C 4 mg, Niacin (vitamin B3) 0,1 mg, Riboflavin (vitamin B2) 0,04 mg
Baca : https://apotekilhamfarma.com/product-category/obat-herbal/